Mencintai Dalam Diam...
“Yah adik-adik semua,
peserta mabim silahkan berkumpul di lapangan, sebentar lagi acara ceremonial
pembukaan mabim akan dilakukan,” Teriak seorang kk senior dengan wajah yang
agak menyeramkan lengkap dengan jas almamaternya.
Setelah mendengar
arahan untuk segera berkumpul, mahasiswa
baru pun mulai mengambil barang-barang bawahannya untuk berkumpul di
lapangan. Begitu juga dengan Aurel, Fitri dan Aulia mahasiswa baru di
Universitas tersebut.
“Mereka gila apa, masa
panas-panas gini disuruh berjemur di lapangan, bisa-bisa kulit kita gosong
dong,” comel Aurel sambil berjalan membawa bawaannya itu. “ssssttt... Turuti
saja jangan banyak comel kalau tidak mau di beri sanksi,”ucap Aulia
mengingatkan sahabatnya itu.
Hari ini adalah hari
pertama Aurel dan teman-teman angkatannya mengikuti mabim Fakultas di
Universitas yang mereka masuki. Dengan rambut yang di kepang dua, dot buta, Id
card dan pakian yang serba hitam putih itu membuat penampilan mereka pun agak
sedikit konyol.
Setelah tiba di
lapangan, mereka pun diarahkan oleh panitia untuk berbaris rapi.
“oke, mohon
perhatiannya sebentar, sekarang akan di absent namanya masing jadi tolong
didengarkan. Nama akan di calling sebanyak 2 kali saja jadi tolong
perhatiannya,” ucap seorang senior.
Semuanya tenang
mendengarkan nama mereka di panggil, terkecuali dengan Aurel yang sedari tadi
berdiri tidak tenang untuk melindungi dirinya dari terik matahari yang
menyengat itu. Ia pun tidak memperhatikan senior yang dari tadi berbicara
didepan dan mengabsent nama.
“Veronika Aurelia?,” panggil si pengabsent. Hening, tak ada suara
yang menjawab. Fitri pun langsung mengorek Aurel yang berdiri disampingnya itu,
“Rel, nama loe di panggil tuh,” cubit Fitri sambil memberitahu. “Veronika
Aurelia,” Panggilnya ulang. “hmm, Eh iya
hadir kag,,” Ucap Aurel gugup. Senior
pun mengarahkan pandangan ke arah suara tersebut sehingga mata Aurel dan dia
pun berpapasan. “Hmm, tolong perhatiannya ya dik, jangan sibuk sendiri disitu,”
Ucap senior tersebut dengan wajah tersenyum. Aurel pun hanya memberi senyum
yang manis dengan wajah yang memerah atas perkataan tersebut.
“Huhh, untung saja
seniornya tidak galak, kalau tidak tamatlah riwayat ku,” bisik Aurel pada Aulia
yang beridiri didepannya itu. “makanya konsen, jangan buat aneh-aneh di
belakang,” timpa Aulia setengah berbisik. Mereka pun kembali memeperhatikan ke
depan. sesekali Aurel melihat kearah senior tadi dan jika mata mereka
berpapasan, Aurel hanya dapat melontarkan senyumnya itu.
Selesai Absent,
mahasiswa baru pun diarahkan memasuki aula untuk mengikuti acara ceremonial
pembukaan mabim tersebut.
***
1
minggu sudah Aurel dan teman-temannya itu mengikuti Mabim. Aurel pun semakin
hari semakin penasaran juga dengan seniornya itu. Menurutnya senior itu adalah
1 dari senior terbaik didalam panitia Mabim tersebut. Hari ini adalah hari
terakir Mabim. Tak heran jika Aurel dan teman-temannya pulang malam karena masih ada acara penutupan dan api
unggun. Setelah acara penutupan selesai, para mahasiswa baru tersebut pulang ke
rumahnya dengan wajah tersenyum legah karena beban mereka telah selesai. Begitu
juga dengan Aurel cs yang berceloteh ria sambil menunggu jemputannya.
“Akhirnya
selesai juga yah,” Ucap Aurel sambil
tersenyum. “ Iya, penderitaan kita sebagai mahasiswa baru berakhir juga yah,”
tambah Aulia kemudian. “eh, acara penutupannya juga seru yah,” ujar fitri lagi.
Mereka pun mulai bercerita ria sampai jemputan Aulia dan Fitri datang.
“eh,
Rel kita duluan yah, kamu sendiri tidak apa-apakan,?,” tanya fitri pada Aurel. “Sipp,
aman, jemputanku sedikit lagi datang kok,” ujar Aurel sambil mengedipkan
matanya. Halaman kampus sudah mulai sepi tinggal beberapa mahasiswa baru saja
yang masih terlihat. sepertinya masih menunggu jemputa juga seperti Aurel. Dari
dalam kampus terlihat beberapa senior yang baru saja keluar. Aurel pun mencari tempat duduk untuk menunggu
jemputannya itu sambil mendengarkan lagu menggunakan headsetnya tapi dengan
volume yang relatif kecil. Sebuah suara tiba-tiba mengagetkannya.
“Hei
dik, kok belum pulang,” ucap seseorang yang membuat Aurel sedikit kaget. Ia pun
menoleh kearah suara tersebut. Ternyata suara itu adalah suara kak Reza, senior
yang membuat Ia penasaran dari hari pertama mabim. “eh, iya kag, masih menunggu jemputan,”jawab
Aurel tersenyum simpul. “kok sendiri? teman-teman mu mana?,”tanya Reza lagi.
“Hmm... sudah pada pulang kak,” jawab Aurel lagi. “Oh ya sudah kakak temanin yah tungguin
jemputannya,” Kata Reza sambil tersenyum kearah Aurel. Aurel pun hanya
mengangguk mengiyakannya.
Awalnya
keduanyanya hanya berdiam diri. Tapi Reza mulai membuka kesunyian itu dengan
mulai bercerita. Keduanya pun mulai larut dalam cerita-ceritanya sampai
jemputan Aurel datang. “Ternyata kak Reza tersebut orangnya cerewet juga yah,”
kata aurel dalam hatinya.
Aurel
pun mulai bertambah mengagumi Reza. Apalagi Reza merupakan salah satu mahasiswa
yang lumayan pintarlah, selain itu orangnya simple dan bahsa inggrisnya juga
lumayan hebat. Ini yang membuat Aurel semakin mengaguminya. Perasaan ini tidak
dipendammnya tapi juga diceritakan kepada kedua sahabatnnya itu dan Vino pacar
Aulia. Vino yang lumayan dekat dan kenal
dengan Reza pun mencoba membantu aurel untuk dekat dengan Reza.
“kak,
ada yang naksir kak loh,” ucap Vino saat berjalan bersama Reza di pagi itu.
“Siapa?,” tanya Reza kepada Vino. “Temannya Aulia kag, Veronika Aurelia,” jawab
Vino lagi. “ Oh, Aurel. Hmm, maaf ya dik, untuk menjalani hungan yang serius
sepertinya kakak tidak bisa,” Jawab Reza algi. Vino pun hanya mengangguk saja.
Aurel
yang siang itu mengetahui isi hati Reza dari Vino seperti sedikit terpukul
dengan ini semua. Inipun berjanji mulai detik ini juga Ia akan mencintai Reza
dalam diam.
Aurel
pun mulai melewati hari-harinya seperti semula. Dan mulai menjauh dari Reza.
Ini dilakukannya sampai Ia sekarang berada di semester 2 dan Reza yang berada
di semester 6. Tak pernah ada komunikasi juga diantara mereka. Sampai suatu
hari tepatnya tanggal 14 Februari ketika Aurel membuka Facebooknya itu ada 1
pesan masuk di inboxnya. Aurel pun mulai mengarahkan kursor kearah pesan dan
segera membukanya. Ia pun terkejut ketika melihat pengirim pesan tersebut.
Reza Zakharias
Happy Valentine ya dek. Keep spread
your love to everyone all around you. God Bless.
Aurel pun lansung refleks membalas
pesan tersebut.
Happy valentine juga kak,,J
setelah menunggu
sehari, tidak ada tanggapan juga. aurel
pun kembali seperti biasanya walaupun hatinya masih berharap pada reza. . Jika
berpapasan di kampu cuman saling melontarkan senyuman. Mereka pun melalui hari-hari seperti biasanya
sampai dengan Reza diwisuda
***
Sekarang aurel sudah
berada disemester akhir dan sedang mempersiapkan tugas akhirnya. Sementara Reza
sudah bekerja di suatu instansi di sebuah kabupaten. Aurel pun mulai menyibukan
diri dengan penelitiannya. dalam hatinya ia sangat merindukan sosoknya Reza,
orang yang Ia sayangi itu. Ia sangat berharap untuk bertemu dengan Reza.
Kerinduannya pun
bertambah ketika hari dimana Aurel diwisuda. Tiba-tiba ada pesan dari nomor
baru masuk ke handphonenya.
Pengirim :
+628784518975
Isi Pesan :
Congratulation ya Dek, sukses selalu. Reza.
Aurel
semula tak percaya dengan isi pesannya itu. “Dari mana yah Reza mendapatkan
nomor Hp ku,” tanya Aurel dalam hati. ia pun langsung membalas pesan dari Reza.
Penerima : +628784518975
isi pesan :
Makasih
yah kag. btw, ini nomornya kak yah? Kok selama ini hilang kabar?
Pesan pun terkirim. Denagn cepatnya Reza pun membalas
pesannya itu.
Pengirim : +628784518975
isi
Pesan :
Iya
dek, di save yah. Hmm,, lagi sibuk sama pekerjaan.
Aurel pun langsung membalas pesan tersebut.
Penerima : +628784518975
Isi
Pesan :
Ohw..
okd ka... sipp. J
Satu minggu setelah wisudanya Aurel
tiba-tiba ia mendapat pesan algi dari Reza yang meminta untuk bertemu. mereka
pun sepakat bertemu sore di pinggir danau dekat taman kota. Aurel yang datang duluan menunggu Reza dengan
harap-harap cemas apalagi sudah lama mereka tidak bertemu. ia yang lagi
termenung mengingat kisah waktu awal ia mengikuti Mabim sampai saat ia sudah
diwisuda, tiba-tiba seseorang mengejutkan dia.
“Hai Rel, sudah lama menunggu?,” Tanya Reza mebuyarkan lamunan Aurel. “ehw,
kak Reza, belum terlalu lama juga ko kak,”Jawab Aurel sambil tersenyum.
Keduanya pun duduk sejajar sambil menceritakan pengalaman masing-masing.
“pacar kamu sekarang siapa? Kenalin dg,” Canda
Reza. “Hmm... belum ada kak, masih mau fokus dulu untuk masa depan. lagian aku
juga masih menunggu seseorang untuk hadir dalam hidupku,”ujar Aurel kemudian.
“oh, siapa?,” tanya Reza sedikit penasaran. “Hmm, seseorang yang sangat aku
kagumi dari dulu, Ia simple tapi hebat, dari awal aku melihatnya aku langsung
suka, kalem tapi beribawa, orang itu sekarang berada disamping ku” kata Aurel
sambil melontarkan pandangannya ke arah danau. Reza kanget mendengar apa yang
baru saja di katakan Aurel. Ia pun hanya terdiam mendengarkan itu semua/ begitu
juga dengan Aurel yang langsung terdiam. Entah apa yang di pikirkan mereka saat
itu.
Akhirnya Reza mulai membuka suara,
memecahkan kehiningan itu.
“Rel, sebelumnya aku minta maaf yah, selama
ini tidak pernah juga kasi kabar ke
kamu, aku diam hanya ingin memastikan
perasaan ku padamu. Sebenarnya aku sudah mulai menyukai mu sejak awal aku
melihatmu, tapi aku pikir ini hanya rasa suka biasa saja, makanya aku
menghindar dari kamu. Tapi, aku tidak mampu membohongi perasaan ini. Aku sangat
membutuhkanmu untuk mengisi hari-hariku dan melengkapi hidupku, ”Kata Reza yang
membuat Aurel sedikit canggung dan terkejut. Aurel hanya bisa diam meresapi
setiap perkataan yang diucapkan oleh Reza.
“Rel, aku sayang sama kamu, maukan kamu
mengisi hari-hari ini?,” tanya Reza selanjutnya. Aurel pun terdiam sesaat
kemudian iya mengangguk.
“Ya Rez, aku mau. Selama ini aku masih
sangat menyayangimu, Aku mencoba untuk mencintaimu dalam diam, tapi sekarang
tidak lagi. Aku akan mencintaimu secara nyata,” Ujar Aurel sambil tersenyum.
Danau pun menjadi saksi kisah cinta mereka..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar